Latar Belakang
Di masa pandemi ini, terjadi perubahan besar pada pembelajaran di Indonesia, yang semula tatap muka langsung di sekolah harus dengan sangat terpaksa dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh baik moda daring maupun Luring (menggunakan guru kunjung). Belajar Dari Rumah (BDR) menjadikan kegiatan pengontrolan terhadap pentingnya belajar menjadi agak berubah, hampir seluruh waktu siswa dihabiskan dengan gadget, karena semua pembelajaran berfokus di metode daring. Sebagai seorang guru yang mengampu mata pelajaran eksak (IPA dan Kimia), ada kesulitan tersendiri dalam melaksakan pembelajaran, mengontrol perilaku siswa. yang mau tidak mau membuat saya harus belajar dan berusaha keras untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran daring.
Pada saat pembelajaran tatap muka telah dilaksanakan, terjadi perubahan besar pada perilaku, tingkah laku, perbuatan dan hilangnya budaya-budaya posititf yang telah ditanamkan, akibat terlalu lama tidak melakukan kegiatan tatap muka di sekolah. Adanya pendidikan guru penggerak ini, menuntut untuk melaksanakan kembali pembiasaan budaya positif, kedisiplinan peserta didik dan warga sekolah lainnya agar terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Budaya positif disekolah merupakan kesepakatan, keyakinan, kebiasaan baik di sekolah yang berpihak pada peserta didik, agar mereka dapat menjadi sosok pribadi yang bertanggung jawab, kritis, berkarakter dan penuh sopan santun. Kesadaran akan penerapan disiplin dan pembiasaan perilaku positif kebanyakan masih bersifat ektrinsik, dimana pembiasaan nya masih mengharapkan sesuatu dan pujian dari guru. Lingkungan pendidikan yang positif merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Dalam lingkungan pendidikan yang positif, hubungan yang sehat antara peserta didik dengan guru dan teman-temannya akan terjalin. Peserta didik berangkat ke sekolah dengan perasaan senang karena setiap harinya akan bertemu dengan guru dan teman-temannya, mengikuti KBM dengan semangat dan bahagia dan pulang dari sekolahpun mereka akan selalu merasa senang dan bahagia, serta menantikan hari berikutnya untuk dengan penuh semangat ke sekolah.
Komunikasi yang kurang dan masih searah , peran dan kontrol guru juga masih jauh dari tahap sebagai manager , melainkan masih pada tahap hakim pada peserta didik. Sekolah berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya khususnya peserta didik melakukan budaya atau kebiasaan yang positif. Budaya positif harus mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan positif yang dilakukan secara terus menerus dan penuh kesadaran, yang harus dilakukan oleh setiap warga sekolah. Syarat mutlaknya adalah, Semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan positif tersebut. Pembiasaan positif yang merupakan budaya positif akan menjadi budaya sekolah.
Budaya positif tersebut akan menuntun siswa untuk selalu melakukan hal positif, baik disekolah maupun dilingkungan tempat tinggal nya, yang tentunya akan dapat membentuk karakter kuat yang kelak akan bermanfaat untuk mereka. Hal pertama yang dilakukan untuk menciptakan budaya positif adalah dengan membuat kesepakatan kelas, dimana kesepakatan kelas ini berisi aturan-aturan yang membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Kesepakatan kelas bukan hanya berisi harapan guru terhadap siswa, tetapi juga harapan siswa kepada guru dan terhadap kelasnya sehingga kesepakatan kelas harus dirancang bersama antara guru dan siswa. Kesepakatan kelas harus disusun dengan jelas sehingga mudah dipahami, menggunakan kalimat positif, dan dikembangkan secara berkala. Hal positif yang Saya lakukan di sekolah sebagai seorang pendidik adalah datang ke sekolah tepat waktu dan tidak terlambat, berpakaian rapi, bersedia meluangkan waktu jika ada rekan guru atau peserta didik yang memerlukan bantuan terkait perbaikan data, dan penggunaan aplikasi dalam mengajar dan administrasi, mematuhi protokol kesehatan yang diwajibkan saat berada di lingkungan sekolah, berusaha menjalin komunikasi dengan rekan guru dan peserta didik.
Sebagai seorang calon guru penggerak saya akan berkolaborasi dengan rekan - rekan guru lainnya untuk menerapkan budaya positif melalui kesepakatan kelas bersama peserta didik agar terbentuknya perilaku positif peserta didik terutama dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hubungan antara menciptakan suasa yang positif dengan proses pembelajaran yang brpihak pada murid adalah memberikan kesempatan untuk peserta didik menyampaikan apa yang ingin dan tidak boleh mereka lakukan selama pembelajaran. Memberkan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan kemampuan, minat, bakat yang dimilikinya. Dengan demikian peserta didik merasa bahagia, belajar dengan nyaman tanpa ada rasa takut dan tidak merasa terlalu di dikte dan memiliki inisiatif dalam setiap kegiatan. Untuk saat ini selama PTMT dan PTM penerapan disiplin di sekolah sudah diterapkan cukup efektif. Ada beberapa hal yang harus ditingkatkan dan selalu diingatkan yaitu tentang disiplin waktu terutama untuk peserta didik di tingkat XII, karena jika ada jadwal PTMT sebagian dari peserta didik tersebut sering kali datang terlambat, berpakaian tidak rapi, menggunakan sepatu yang warnanya tidak sesuai dengan ketentuan, rambut yang lumayan tidak rapi untuk peserta didik laki-laki. Tidak hanya untuk peserta didik, kedisiplinan ini juga berlaku untuk guru yang ada di sekolah, masih ada beberapa guru yang terkadang datang terlambat. dari hal tersebut maka hal yang harus dikembangkan atau ditingkatkan oleh semua warga sekolah adalah kediplinan dalam hal datang tepat waktu ke sekolah.
Tujuan
Menanamkan serta menumbuhkan budaya positif dengan kesepakatan kelas untuk mata pelajaran Kimia dan IPA
Menumbuhkan nilai-nilai Profil pelajar Pancasila pada diri peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
Tolak Ukur
Peserta didik mampu membuat kesepakatan kelas khusus untuk mata pelajaran kimia dan IPA
Terbentuknya "Keyakinan Kelas" melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan bersama
Siswa dan guru konsisten dalam menjalankan keyakinan kelas yang sudah disepakati
Terbentuknya Budaya Positif di sekolah, karakter baik dalam diri siswa seperti kemandirian, tanggung jawab, percaya diri dan saling menghargai saat kegiatan pembelajaran berlangsung
Peserta didik mengaplikasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila secara sadar dan kontinyu dalam proses belajar
Linimasa Tindakan yang dilakukan
Sosialisasi kepada warga sekolah meliputi Kepala sekolah, rekan guru, peserta didik dan tenaga kependidikan terkait disiplin Budaya positif, kesepakatan kelas dan Profil Pelajar Pancasila
Menyampaikan tentang pengertian dan pentingnya kesepakatan kelas
Memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesepakatan kelas
Menanamkan, menumbuhkankan serta membiasakan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dalam kegiatan pembelajaran
Mendokumentasikan setiap kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan, mencerminkan, dan membiasakan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
Dukungan yang dibutuhkan
Kepala sekolah selaku pemangku kebijakan
Guru sebagai role model/ teladan bagi peserta didik dalam menanamkan budaya positif
Seluruh warga sekolah berkolaborasi dalam menumbuhkan serta membiasakan budaya positif di sekolah
Orang tua yang berperan aktif dalam pembiasaan budaya positif dirumah.
Hasil dari Aksi Nyata Budaya Positif
Peserta didik mampu membuat kesepakatan kelas dengan baik dan mampu menjalan kan secara konsisten , serta mampu menerapkannya.
Bersama dengan peserta didik berdoa untuk mengawali kegiatan pembelajaran.
Peserta didik aktif di dalam kelas ketika akan menyampaikan pendapat maupun mengemukakan pendapat
Melaksanakan tugas kebersihan kelas
Pembiasaan mematuhi protokol kesehatan saat berada di lingkungan sekolah dimulai dengan pembiasaan penggunaan masker, pengukuran suhu tubuh oleh guru piket, mencuci tangan pada saat tiba di sekolah dan setelah melakukan kegiatan, menjaga jarak serta menghindari kerumunan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid19
Mengkomunikasikan kegiatan Guru Penggerak pada rekan sejawat di sekolah, serta memberikan pelayanan informasi terkait pendataan dan juga pemanfaatan media pembelajaran.
Hambatan
Dalam melakukan hal yang baru tentu ada hambatan yang ditemui, terkadang sering masih selalu di ingatkan kepada anak anak agar selalu menerapkan Budaya positif di sekolah, tidak hanya pada peserta didik , pada teman sejawat pun terkadang memang masih selalu di ingatkan, namun hal tersebut bukan menjadi sesuatu yang menghalangi saya, untuk menjadikan budaya positif ini menjadi kesadaran bersama, melainkan untuk dijadikan motivasi tinggi untuk selalu berusaha menjadi role mode yang baik, konsisten dan tentunya akan mengakar kuat budaya positif ini disekolah.
Harapan
Dukungan penuh dari seluruh warga sekolah agar budaya positif ini, menjadi sebuah kebiasaan positif yang mengakar kuat di sekolah, sehingga menjadi kesadaran bagi seluruh warga sekolah, untuk selalu melakukan pembiasaan baik, perilaku baik dan selalu melakukan hal - hal positif.
Dokumentasi Kegiatan
Komentar
Posting Komentar