2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15

Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R)

Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). 5M terdiri

dari langkah-langkah berikut:

1. Mendeskripsikan (Reporting): Minggu ini diawali dengan memulai dari diri sendiri dan eksplorasi konsep untuk modul 2.3 Coaching. Coaching merupakan Salah satu keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan coaching sebagai bentuk pendekatan komunikasi sebagai seorang pendidik. Mengapa keterampilan coaching? Pendekatan Coaching dalam komunikasi diperlukan karena kita melihat para murid kita sebagai sosok merdeka. Sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya, serta meningkatkan potensinya sendiri. Mereka hanya memerlukan dorongan dan tuntunan dari Anda sebagai pemimpin pembelajaran untuk melejitkan potensi mereka. Tentunya ini bukan hal yang mudah karena sebagai pemimpin pembelajaran terkadang kita tergoda untuk berupaya membantu permasalahan murid secara langsung dengan memberikan solusi dan nasehat. Dengan keterampilan coaching dalam berkomunikasi, harapannya anak didik kita menjadi lebih terarah dan dapat menemukan solusinya secara mandiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan potensi mereka.

2. Merespon (Responding): Untuk dapat melaksanakan Coaching diperlukan keterampilan dalam berkomunikasi, karena sebagai seorang Coach pendidik melihat peserta didiknya sebagai sosok merdeka. Sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya, serta meningkatkan potensinya sendiri. Peserta didik hanya memerlukan dorongan dan tuntunan dari pendidik sebagai pemimpin pembelajaran untuk melejitkan potensi dalam dirinya.

3. Mengaitkan (Relating): Adanya perbedaan akan kebutuhan belajar dari peserta didik yang disebabkan karena adanya perbedaan latar belakang, lingkungan, dan profil belajar, mengakibatkan  perlu adanya tindakan yang bervariasi dan berdiferensiasi dalam segi konten, proses dan produk pembelajaran. Komunikasi coaching diperlukan untuk menggali segala potensi yang dimiliki peserta didik dalam membantu menemukan solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik, tanpa bermaksud menggurui tetapi lebih pada menggunakan potensi diri potensi didik untuk dapat keluar dari kesulitan belajarnya.

4. Menganalisis (Reasoning): Pendekatan Coaching dalam komunikasi diperlukan karena kita melihat para peserta didik sebagai sosok merdeka. Sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya, serta meningkatkan potensinya sendiri. Peserta didik hanya memerlukan dorongan dan tuntunan dari guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk melejitkan potensi mereka. 

5. Merancang ulang (Reconstructing): Membuat pertanyaan - pertanyaan yang berpotensi untuk menggali potensi dalam diri peserta didik yang menjadi kekuatan seorang peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajarnya, merupakan salah satu proses dalam coaching. TIRTA: satu model coaching yang dapat membantu peran coach dalam membuat alur percakapan menjadi lebih efektif dan bermakna.

Komentar