3.1.a.6 Refleksi Terbimbing_Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~


Aku dan Dilema

1. Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Jawab : Sebuah keputusan tidaklah lahir dari rasa emosi atau keinginan individual seseorang saja. Sebuah keputusan tentu harus dibuat dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Apalagi jika kita dihadapkan pada sebuah situasi yang keduanya benar. Dilema etika merupakan sebuah situasi yang kerap kali kita hadapi dan posisinya semua  benar lawan benar, sehingga dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Ketika berhadapan dengan situasi dilema etika ada nilai - nilai kebajikan di dalamnya seperti kasih sayang, kebenaran, persaudaraan, keadilan, toleransi, tanggungjawab, persatuan, menghargai. Sering kali keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain.  Sebelum mengambil suatu keputusan, kita harus terlebih dahulu menganalisa kasus, mengidentifikasi  dilema yang sesuai berdasarkan 4 paradigma dalam pengambilan keputusan. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
  •     Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  •     Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  •     Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  •     Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Setelah mengidentifikasi paradigma dilema etika yang sesuai pada suatu kasus, selanjutnya kita menetapkan landasan pemikiran kita dalam mengambil keputusan, berdasarkan pada 3 prinsip, yaitu :
  •     Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  •     Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  •     Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Terakhir, saatnya mengambil keputusan, dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang dapat kita lakukan, yaitu : Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, Pengujian benar atau salah (uji legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, uji intuisi, uji publik, Uji Panutan/Idola), Pengujian Paradigma Benar lawan Benar (Dari keempat paradigma dilemma etika, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang Anda hadapi ini?), Melakukan Prinsip Resolusi (Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?), Investigasi Opsi Trilema (Kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada), Buat keputusan, Melihat lagi Keputusan dan merefleksikannya. 

2. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang Anda hadapi selama ini.  Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil. Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini?

Jawab :  Pengalaman dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika adalah saat ada beberapa peserta didik yang tidak menyelesaikan penugasan saat pembelajaran daring, alasan peserta didik tersebut adalah karena perangkat yang digunakan untuk mengakses pembelajaran tidak memadai dan juga mereka harus bekerja membantu orang tuanya. Di satu sisi adalah benar bahwa tugas seorang pelajar adalah untuk tetap fokus belajar, dan adalah benar juga sebagai anak, peserta didik tersebut berkewajiban membantu orang tuanya. Saya sebagai seorang pendidikpun dituntut untuk segera menyerahkan nilai mata pelajaran yang saya ampu, dan juga membuat laporan kondisi belajar peserta didik di saat mata pelajaran saya. Saat menghadapi situasi ini, ada nilai yang bertentangan yaitu memberikan nilai seadanya atau memberikan nilai karena rasa kasihan kepada peserta didik tersebut.  dalam kondisi ini saya melakukan komunikasi dengan peserta didik tersebut dan juga orang tuanya, karena di situasi ini orang-orang yang terlibat adalah saya selaku guru mata pelajaran, peserta didik, orang tuanya, dan juga wali kelas. pengujian benar dan salah dimana tidak ada pelanggran hukum (uji legal) dalam situasi ini, sehingga dengan berpikir berbasis rasa peduli saya menawarkan opsi trilema berupa memberikan nilai apa adanya, memberikan kesempatan untuk peserta didik tersebut menyelesaikan pembelajaran secara luring (PTM Terbatas di sekolah) dalam waktu yang terjadwal khusus, memberikan nilai sesuai SKM secara cuma-cuma. dari opsi yang ada Saya membuat keputusan yang tentunya terlebih dahulu dikomunikasikan dengan kepala sekolah, wali kelas dan juga orang tua peserta didik yaitu dengan memberika kesempatan  untuk peserta didik tersebut menyelesaikan pembelajaran secara luring (PTM Terbatas di sekolah) dalam waktu yang terjadwal khusus.

3. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Jawab : Sebelum mempelajari modul ini, keputusan yang saya buat selalu berdasarkan benar atau salah, tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, terlebih jika hal tersebut berkaitan dengan pelanggaran kesepakatan atau aturan yang berlaku, tanpa mencoba mencari tahu latar belakang situasi terlebih dahulu. Dan setelah mempelajari modul ini Saya menjadi paham bahwa sebuah keputusan saat kita menghadapi situasi dilema etika harus diambil dengan memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip resolusi, dan 9 tahap pengujian, tanpa mengesampingkan teknik tirta dalam coaching dan nilai-nilai kebajikan yang sudah ada. Dampak mempelajari materi ini bagi saya adalah, tambahan wawasan pemiikiran dalam menghadapi situasi dilemma etika sekaligus bujukan moral. Perubahan cara pengambilan keputusan yaitu lebih bisa memprediksi efek yang ditimbulkan dalam sebuah keputusan.

4. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Jawab : Dampak mempelajari materi ini bagi saya adalah, tambahan wawasan pemiikiran dalam menghadapi situasi dilemma etika sekaligus bujukan moral. Perubahan cara pengambilan keputusan yaitu lebih bisa memprediksi efek yang ditimbulkan dalam sebuah keputusan.

5. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Jawab : Sekolah bukan saja sebagai tempat untuk mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi sekolah juga merupakan rumah kedua bagi warga sekolah  yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin pembelajaran akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. 

 6. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Jawab : yang saya bisa lakukan adalah melakukan sosialisasi dan diskusi tentang pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin pembelajaran kepada rekan-rekan sejawat di sekolah, serta bersama-saa mengimplementasikannya di sekolah. 

 7. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?

Jawab : Pengambilan keputusan merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.  Penting juga bagi saya untuk menerapkan strategi untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan.

 8. Adakah nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua anda atau bahkan kakek nenek buyut Anda yang menjadi karakter khas suku atau masyarakat dimana Anda tinggal? Bagaimana Anda sebagai seorang guru akan menggunakannya untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan?

Jawab : Nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orang tua saya adalah mempercayakan segala sesuatunya pada Sang Pencipta, selalu rendah hati, bersabar, penuh empati, bertanggung jawab terhadap apapun yang menjadi tugas dan tanggung jawab.

Komentar