Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP Memahami pentingnya melakukan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif.
- CGP mampu menghubungkan visinya dengan pendekatan inkuiri apresiatif dalam membantu pertumbuhan murid di masa depan.
Calon
Guru Penggerak akan mengeksplorasi mengapa lingkungan belajar yang bermakna dan
berpihak pada murid itu harus ditumbuhkan. CGP telah membuat
lukisan mimpi dan narasi visi mengenai murid dan lingkungan belajar di
masa depan yang sesuai murid yang Bapak/Ibu impikan. Di Modul ini akan dibahas lanjutan mengenai visi, bagaimana mewujudkannya dengan sebuah pendekatan perubahan?
Visi: Mengelola Perubahan yang Positif
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi
murid sepertinya sudah menjadi hal yang umum diinginkan semua pihak.
Mungkin saja, sebagian dari Bapak/Ibu juga menuliskan mimpi itu pada
gambaran visinya. Namun, dalam prakteknya, kalimat
tersebut bukan kalimat yang mudah untuk diwujudkan. Perlu perubahan
yang mendasar dan upaya yang konsisten. Inilah salah satu tujuan visi,
yaitu untuk mencapai perubahan yang lebih baik dari kondisi saat ini.
Visi membantu kita untuk melihat kondisi
saat ini sebagai garis “start” dan membayangkan garis “finish”
seperti apa yang ingin dicapai. Ini bagaikan seorang pelari yang perlu
mengetahui garis “start” dan garis “finish” bahkan sebelum ia
benar-benar berlari melintasi jalur lari tersebut.
untuk memastikan bahwa perubahan terjadi secara mendasar dalam
operasional sekolah, maka para pemimpin sekolah hendaknya mulai dengan
memahami dan mendorong perubahan budaya sekolah. Budaya sekolah berarti
merujuk pada kebiasaan-kebiasaan
yang selama ini dilakukan di sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa
sikap, perbuatan, dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga
sekolah. Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah bukanlah hal yang
tidak mungkin. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang
yang bersedia melawan arus naif tentang inovasi dan terbuka terhadap
kenyataan yang bersifat manusiawi. Hal ini berarti butuh partisipasi
dari semua warga sekolah. (Evans;2001). Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan
waktu dan bersifat bertahap. Oleh karena itu, sebagai pemimpin,
Bapak/Ibu CGP hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil
terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada
di dalam pengaruh Anda untuk menjalani proses perubahan ini
bersama-sama. Hal ini perlu dilakukan dengan niat belajar yang tulus
demi mewujudkan visi sekolah. (LMS PPGP).
Untuk dapat mewujudkan visi sekolah dan melakukan proses perubahan, maka
perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang
memiliki tujuan mencapai garis “finish”, maka ia butuh peralatan yang
mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali
ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif
(IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang
kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali
dikembangkan oleh David Cooperrider (Noble & McGrath, 2016). Kita
akan memakai pendekatan IA sebagai ‘alat olahraga’ untuk kita berlari
mencapai garis “finish” kita yaitu visi yang kita impikan. Menurut
Cooperrider, saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang
dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang mampu
membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan penghargaan. Bila
organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang dimilikinya, maka
kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan
meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan. (LMS PPGP).
Di sekolah, pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik
apa yang telah ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut
dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan
ke arah lebih baik. Nantinya, kelemahan, kekurangan, dan ketiadaan
menjadi tidak relevan. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah
kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi
setiap warga sekolah. Perubahan yang positif di sekolah tidak akan
terjadi jika pertanyaan yang diajukan mengenai kondisi sekolah saat ini
diawali dengan permasalahan yang terjadi atau mencari aktor sekolah yang
melakukan kesalahan. Pertanyaan yang sering diajukan adalah,
“Mengapa
capaian hasil belajar siswa rendah?”,
“Apa yang membuat rencana kegiatan
sekolah tidak berjalan lancar?”, dan lain sebagainya.
Motivasi untuk
melakukan perubahan tentu akan berangsur menurun jika diskusi diarahkan
pada permasalahan. Suasana psikologis yang terbangun tentu akan berbeda
jika pertanyaan diawali dengan pertanyaan positif seperti ini :
- Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas?
- Apa hal menarik yang dapat dipetik pelajarannya dari setiap guru di kelas?
- Bagaimana mengembangkan praktik baik setiap guru untuk dipertahankan sebagai budaya sekolah?
Langkah-langkah yang perlu diikuti dalam menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang telah impikan berdasarkan tahapan BAGJA.
- Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama. Di tahap ini, Anda merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan.
- Tahap kedua, Ambil Pelajaran. Pada tahapan ini, Anda mengumpulkan berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut.
- Tahap ketiga, Gali Mimpi. Pada tahapan ini, Anda dapat menyusun narasi tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah. Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
- Tahap keempat, Jabarkan Rencana. Di tahapan ini, Anda dapat merumuskan rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi.
- Tahapan terakhir, Atur Eksekusi. Di bagian ini, Anda memutuskan langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.
Pada
awal penerapannya, mungkin Anda akan merasakan kejanggalan atau
meragukan keberhasilannya. Namun, kami mengajak Anda untuk mencobanya
dan menikmati kurva belajarnya. Kurva belajar yang Anda akan alami mirip
seperti seekor anak burung yang belajar terbang. Pada saat pertama
kali terbang, jalur terbang anak burung tidak akan langsung ke atas,
tapi akan ke bawah dahulu kemudian meliuk ke atas sebagaimana terlihat
pada gambar berikut.
Komentar
Posting Komentar